PLTGU Cilegon menggunakan phosphate treatment untuk mengontrol pH pada
sistem boiler water. Phosphate treatment dipilih karena lebih
menguntungkan dibanding caustic soda (NaOH) treatment yang telah dikenal
lebih dulu. Dengan caustic treatment, resiko terjadinya korosi di
boiler drum sangat tinggi.
Namun dengan phosphate treatment pada boiler tekanan tinggi saat kondisi
pembebanan berubah-ubah fluktuatif yang mengharuskan boiler sering
online-offline, dapat berpotensi menimbulkan terjadinya fenomena
phosphate hide-out. Phosphate hide-out yang muncul dapat menyebabkan
sulitnya mengontrol pH vs phosphate sesuai target sehingga dapat terjadi
serious corrosion pada boiler dan overheating akibat deposition dari
phosphate. Dalam upaya untuk menjaga kualitas air pada sistem boiler
water dan untuk mencegah terjadinya korosi dan deposit pada boiler, maka
perlu dikaji mengenai terjadinya fenomena phosphate hide-out pada
sistem boiler water sehingga tidak mengurangi life-time boiler untuk
proses produksi listrik.
I. PENDAHULUAN
Pembangkit listrik tenaga gas & uap menggunakan air baku yang
dijadikan uap di dalam boiler untuk menggerakkan turbin uap yang
di-couple dengan generator untuk menghasilkan listrik. Setelah
menggerakkan turbin, uap akan terkondensasi untuk dijadikan uap kembali.
Pada persiapan air baku diperlukan kualitas selain kuantitas. Kualitas
air pada sistem boiler water dapat dikontrol dengan phosphate treatment
atau dengan caustic soda (NaOH) treatment. Phosphate dan caustic dalam
boiler water digunakan sebagai sumber alkalinity untuk mencegah korosi
di boiler.
PLTGU Cilegon memilih phosphate treatment karena dengan caustic soda
treatment, resiko korosi sangat tinggi karena terbentuknya local
konsentrasi yang mencapai puluhan ribu ppm dari caustic soda terutama di
area high heat flux (seperti di wall tube) dan di horizontal tube.
Phosphate treatment dipilih untuk menghindari terjadinya efek yang tidak
diinginkan ini.
Pada phosphate treatment, konsentrasi phosphate dan pH dikontrol dengan
penggunaan campuran disodium phosphate (Na2HPO4, Na/PO4=2.0) dan
trisodium phosphate (Na3PO4, Na/PO4=3.0), sehingga target pH dan
phosphate pada boiler water bisa tercapai, dengan tetap secara efektif
mempertahankan konsentrasi free caustic dalam nilai yang sangat rendah.
Free caustic terbentuk dengan reaksi sbb : Na3PO4 + H2O ↔ Na2HPO4 + NaOH
Secara teori, perbandingan mol Na:PO4 dikontrol pada nilai maksimum
3:1. Jika Na:PO4 > 3:1, akan terbentuk free caustic. Coordinated
phosphate program menggunakan acuan Na:PO4 sedikit di bawah 2.8,
sedangkan congruent program sedikit di bawah 2.6.
II. FENOMENA PHOSPHATE HIDE-OUT
2.1 Faktor Penyebab Terjadinya Phosphate Hide-Out
Fenomena phosphate hide-out terjadi pada boiler tekanan tinggi (>160
bar), pada kondisi pembebanan yang fluktuatif dan pada siklus beban yang
mengharuskan boiler sering online-offline. Perubahan pola pembebanan
ini menyebabkan temperature dan pressure boiler tube metal berubah-ubah,
hal tersebut menyebabkan kelarutan dan fasa kesetimbangan phosphate
antara yang terdeposit vs yang terlarut berubah-ubah.
Akibatnya konsentrasi phosphate di bulk water dan yang terdeposit
menjadi berubah-ubah, mengakibatkan sulitnya mengontrol pH dan
konsentrasi phosphate sesuai target. Saat boiler pressure naik ke full
load, phosphate akan hilang dari larutan, menempel pada dinding metal,
diikuti dengan naiknya pH dan alkalinity boiler water sampai >9.7.
Saat load berkurang atau shutdown, phosphate akan terlepas dan muncul
lagi di boiler water menyebabkan pH drop,bisa sampai <9.0.
Fenomena hide-out terjadi melalui mekanisme reaksi reversible antara
phosphate yang terlarut di boiler water dengan magnetite (lapisan
passive Fe3O4 yang memang diharapkan terbentuk di dinding metal boiler)
membentuk senyawa sodium iron phosphate. Reaksi ini bisa terjadi pada
kondisi tekanan tinggi, dan lebih karena adanya disodium phosphate
(Na2HPO4) dan monosodium phosphate (NaH2PO4).
2.2 Dampak Phosphate Hide-Out Terhadap Material
Phosphate hide-out tidak diinginkan karena bisa menyebabkan sulitnya
mengontrol pH vs phosphate sesuai target, hingga menyebabkan terjadinya
serious corrosion pada boiler yang dikenal sebagai acid phosphate
corrosion. Disamping juga deposition dari phosphate yang bisa
menyebabkan overheating. Saat load naik, phosphate seakan-akan seperti
hilang dari larutan. Padahal sebenarnya phosphate ini terlepas dari
larutan, menempel pada surface metal (hide-out), melalui mekanisme
reaksi bolak-balik (kesetimbangan).
1) Deposition (Caustic Gouging Attack)
Jika ratio Na/PO4 naik di atas keseimbangannya (>2.8), maka akan
terbentuk free caustic, biasanya di daerah high heat flux (wall tube),
di posisi-posisi tube horizontal/melintang, di bawah deposit, atau di
area-area dengan water flow yang terganggu (weld area, dll). Pada
area-area tersebut, free caustic berpotensi terkonsentrasi secara local,
sehingga mencapai ribuan ppm. Ini yang kemudian menyebabkan caustic
gouging.
Mekanisme reaksinya : 4NaOH + Fe3O4 → 2NaFeO2 + Na2FeO2 + 2H2O Setelah
lapisan magnetite (Fe3O4) ini rusak, lebih lanjut NaOH bereaksi dengan
base metal, menyebabkan attack yang dikenal sebagai caustic gouging.
2NaOH + Fe → Na2FeO2 + H2Keberadaan H2 ini yang selanjutnya bisa
menyebabkan hydrogen damage jika lebih lanjut terdifusi ke struktur
batas butir metal. Jika ada indikasi hydrogen damage, biasanya boiler
perlu dilakukan acid cleaning.
2) Corrosion (Acid Phosphate Attack)
Jika ratio Na/PO4 di bawah kesetimbangannya (<2.8), free caustic
tidak terbentuk. Akan tetapi disodium dan mono sodium phosphate yang
ditambahkan untuk menurunkan ratio Na/PO4 berpotensi mengendap dan
menyerang (merusak) lapisan magnetite membentuk senyawa Sodium Iron
Phosphate, dan terjadi acid phosphate attack. Mekanisme reaksinya :
2NaHPO4 + Fe2O3 → NaFeO4 + Na3PO4 +Fe2O3 + H2O Saat load turun,
kesetimbangannya mengarah kembali ke aqueous phosphate, sehingga
phosphate yang menempel tadi, lepas lagi, dan terlarut ke dalam boiler
water, diikuti dengan turun dan stabilnya kembali pH boiler water.
Kesimpulannya, caustic gouging terjadi jika ratio Na/PO4 di atas
kesetimbangannya (>2.8). Oleh karena itu, coordinated & congruent
phosphate program membatasi ratio ini maksimal 2.8 & 2.6. Akan
tetapi dengan ratio ini, kemungkinan yang terjadi adalah acid phosphate
attack. Dalam kaitan ini, secara umum acid phosphate attack lebih sering
terjadi dibanding caustic attack mengingat NaOH mempunyai kelarutan
yang lebih tinggi dan cenderung tinggal di larutan dibanding phosphate
(disodium & mono sodium).
2.3 Solusi Terjadinya Phosphate Hide-Out
Pada saat terjadi gejala phosphate hide-out, secepat mungkin
menstabilkan pembebanan panas di boiler. Perlu dihindari untuk tidak
mis-persepsi (menaikkan dosing phosphate saat diketahui konsentrasinya
rendah), yang bisa menyebabkan overdose phosphate.
Equilibrium phosphate program selanjutnya dikembangkan menggantikan
coordinated/congruent program, dimana treatment hanya dengan trisodium
phosphate (Na3PO4) dengan konsentrasi yang relatif rendah dan mengontrol
sedikit alkalinity hydroxide (OH). pH dikontrol antara 9.0 - 9.7,
dengan konsentrasi phosphate dikontrol antara 2 - 4 ppm. Penggunaan
Na2HPO4 dan NaH2PO4 dihilangkan sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya hide-out.
Dengan penambahan Na3PO4 saja, ratio Na/PO4 teorinya jadi sekitar 3.
Jika terjadi hide-out, karena PO4 mengendap, maka ratio-nya bisa naik
>3, dan pembentukan free caustic bisa excessive. Hanya saja, pada
Equilibrium Phosphate Treatment (EPT), konsentrasi PO4 dikontrol di
bawah nilai kesetimbangannya, sehingga phosphate hide-out tidak terjadi.
Akibatnya konsentrasi PO4 di boiler water akan stabil meskipun load
berfluktuasi. Free NaOH yang terbentuk jadinya juga stabil, umumnya pada
konsentrasi rendah, yang tidak menyebabkan localized concentration.
Reaksi berikut :
Na3PO4 + H2O ↔ Na2HPO4 + NaOH
Tiap mol Na3PO4 akan menghasilkan 1 mol NaOH yang dihasilkan di sini
sebagai “captive” NaOH, pada saat larutan terevaporasi, tidak terjadi
pemekatan konsentrasi, karena kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
Berikut contoh acuan EPT untuk boiler tekanan tinggi (>160 bar) : pH
9.0 - 9.7 Free OH (as CaCO3) max 1 ppm PO4 Equilibrium (bervariasi
sekitar 2 - 4 ppm, bahkan terkadang <2 ppm, tergantung karakteristik
tiap boiler).
Walaupun demikian, chemistry operating targetnya tidak bisa disamakan
satu aplikasi dengan aplikasi lainnya. Bahkan pada boiler yang
beroperasi pada tekanan >160 bar, konsentrasi PO4 yang diperlukan
untuk mendapatkan nilai kesetimbangannya bisa kurang dari 2 ppm.
Cara mendapatkan nilai kesetimbangan ini mudah saja, tambahkan PO4
secara berlebih ke boiler water untuk mendapatkan konsentrasi PO4 di
atas kesetimbangannya. Hentikan penambahan, dan ikuti penurunan
konsentrasi PO4 di bulk boiler water sample (karena hide-out).
Saat kesetimbangan PO4 tercapai, penurunan konsentrasi PO4 akan
berhenti, dan inilah nilai kesetimbangan PO4 tersebut. Nilai ini
dijadikan maksimum konsentrasi PO4 di boiler water. Konsentrasi PO4, pH,
dan ratio Na/PO4 akan stabil pada range di bawah maksimum konsentrasi
PO4 ini, meskipun beban boiler berfluktuasi.
Pada prinsipnya chemical yang digunakan hanya Na3PO4. Penambahan NaOH
dilakukan hanya bila diperlukan saja untuk mengejar nilai pH, tapi
normalnya dengan konsentrasi PO4 2 ppm saja, pH sudah akan berada di
atas 9, sehingga penambahan OH tidak diperlukan. Chemical lain, seperti
ammonia dan hydrazine juga terkadang digunakan. Ammonia untuk menjaga pH
di Feed Water System, dan hydrazine untuk oxygen control.
III. KESIMPULAN
Fenomena phosphate hide-out pada sistem boiler water terjadi pada boiler
tekanan tinggi (>160 bar), pada kondisi pembebanan yang fluktuatif
dan pada siklus beban yang mengharuskan boiler sering online-offline.
Phosphate hide-out dapat mengakibatkan terjadinya serious corrosion pada
boiler (acid phosphate corrosion) dan juga deposition dari phosphate
yang bisa menyebabkan overheating (caustic gouging).
Pada saat terjadi gejala phosphate hide-out, secepat mungkin
menstabilkan pembebanan panas di boiler. Atau di-treatment dengan
penambahan trisodium phosphate (Na3PO4) dengan konsentrasi yang relatif
rendah dan mengontrol sedikit alkalinity hydroxide (OH). pH dikontrol
antara 9.0 - 9.7, dengan konsentrasi phosphate dikontrol antara 2 - 4
ppm. Dengan demikian, konsentrasi PO4, pH, dan ratio Na/PO4 akan stabil,
meskipun beban boiler berfluktuasi.
Home
>
Power Plant
>
Fenomena Phosphate Hide Out pada Boiler
Fenomena Phosphate Hide Out pada Boiler
Posted by
BeeTech
on
Agustus 05, 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar